Miss Kero dan Mr.
Oppi
Ini ceritaku, apa
cerita mu
Oleh : Cindy Aprillia Azhary
Gemercik air yang
membasahi pipi ini mulai menjadi. Getaran suara tangis terus membanjirinya. Nafasnya
yang tersengal kini makin cepat terasa. Matanya kini berubah menjadi merah
ketika makin ia pikirkan kejadian disekolah tadi. Keroline, nama yang diberi
orang tuanya untuknya, kini menjadi bahan tertawaan. “ kero? Kenapa gak kera
ajah sekalian!” seru teman-temannya seraya meledek.
Hari-hari itu kini
mungkin tak lagi dirasakannya. Keroline kini beranjak SMA. Ia memilih sekolah
yang jauh dari wilayah SMPnya. Ia ingin menghilangkan panggilan jelek untuknya.
Kini ia hanya mengenal Cindy, teman dekatnya sejak SMP. Tentunya Cindy gak suka
meledek Keroline.
“ Alasan lo ngajak
gue sekolah jauh gini gak masuk akal tau gak.” Ujar Cindy yang geram karena
kelelahan bersekolah ditempat jauh. “ Masuk akal lah, lo juga akan stress kalo
punya nama kaya gue, kenapa nama gue gak Caroline ajah. Coba lo pikir, nanti
nama panggilan gue di SMA jadi apa?” Tanya Keroline yang membalas menggeram
dengan tampang memelas. Cindy hanya tersungut kesal.
Keadaan kelas hari
itu tampak tenang. Keroline dan Cindy yang sedang sibuk mengerjakan PR bahasa Jepang
yang lupa mereka kerjakan, kini tertegun melihat wajah super tampan didepan
mereka. Kini tatapan mereka buyar ketika Fitri sensei datang. “ Hari ini saya
membawa kabar gembira.” Senyumnya melebar, tidak kalah dari lebarnya sungai nil
yang gak pernah keliatan surut.
“ Mari perkenalkan
teman baru kalian.” Serunya bersemangat. Segera anak baru itu berdiri tepat
didepan kelas, dengan senyum agak condong kesebelah kanan dengan lesung
pipitnya. “ Perkenalkan nama saya Syarofi Saputra, biasa dipanggil Opi.” Setelah
dipersilahkan duduk, Rofi segera duduk disebelah Gugun, yang sudah dua minggu
duduk sendiri semenjak Toto sakit demam berdarah, dan tak kunjung sembuh.
Waktu istirahatpun
tiba, kini dikelas hanya tertinggal tiga orang siswa. Keroline, Cindy dan Rofi yang
sedang mengerjakan tugas kelompok mereka. Fitri sensei selalu memberikan tugas
kelompok. Bahkan disaat PR yang ia berikan masih menumpuk. “ Kita harus cari properti
untuk presentasi Nihon minggu depan.” Ujar Rofi dengan penuh semangat.
Keroline masih terus
menulis. “ Yang jelas gue gak bisa, minggu depan mudik, sepupu gue nikah.” Dengan
lagak santai Cindy segera pergi buru-buru sebelum Keroline geram. “ Yah, terus
gimana nih, Kero?” Tanya Opi dengan nada bingung. Sedangkan Keroline hanya
tertegun dengan kata-kata Opi. Buka apa yang ia katakana, tapi ia terpaku
dengan cara Opi memanggilnya. “ alamat nih.” Gumama Kero.
Keroline mulai
deg-degan ketika ia berjalan menyusuri gift shop bersama Opi. Ia takut kejadian
dulu terulang lagi disaat namanya menjadi pusat perhatian. Matanya kini hanya
terpaku pada satu hal. Tapi kosong. Sampai ia tak mendengar ketika Opi
berbicara padanya sejak tadi.
“ Jadi mau ambil icon
apa nih buat properti kita?” Tanya Opi kepada Keroline yang sejak tadi melamun.
“ Ada yang bisa saya bantu?” Tanya seorang pegawai toko kepada mereka. Opi
tersenyum kepadanya dan segera bertanya apa mau Keroline. Ia tetap melamun.
“ Kero….!” Seru Opi
yang mengagetkan Keroline. “ hah Opi?” Keroline terkaget dan semuanya terhempas.
“ oh, jadi mau cari Keroppi. Disini gak banyak properti keroppi, tapi lucu sih.”
Kata pegawai toko tadi.
Sedangakan selama
pegawai toko itu menjelaskan icon-icon keroppi, Opi dan Keroline hanya tertegun
dan terdiam. Ini ketidaksengajaan pikirnya.
“So, gimana nih. Kita
udah dapet 20 barang icon keroppi. Ini semua ketidaksengajaan.” Kata Opi yang
sejak tadi kesulitan membawa belanjaan. “ Pi.”gumam Keroline pelan. “ Yah?” Opi
menatap Keroline dengan tatapan bingung.
“ Gue seneng banget
hari ini, keroppi, keroppi, keroppi, gue suka nama itu. Itu menghapus masa lalu
kelam gue. Dan lo tau, sekarang panggil gue miss keroppi.” Kata Keroline
panjang lebar.
Pukul tujuh malam
mengantarkan mereka pada sebuah tempat makan pinggir jalan. Tempat kesukaan
Keroline ketika dulu ia masih bersama Alfian. “ tadi lo bilang lagi seneng, ko sekarang cemberut?” Tanya
Opi yang segera melahap roti panggangnya itu.
“ Gue inget Alfian.” Sambil
mengaduk-aduk susu panasnya.
“ Mantan lo?” Dengan
mulut penuh dengan makanan.
“ Ng.. gue sayang
dia, dulu.” Segera menyeruput susu panasnya dengan sedotan.
“ Tapi gue rasa dia
nyakitin lo, terlalu dalam. Ya kan, miss keroppi?” bingo, tebakan yang tepat.
“ lo tau dari mana?”
serentak Keroline penasaran.
“ lo tau, gue piker nama
keroppi cocok banget buat kita. Lo Kero dan gue Opi. Kalo lo miss keroppi,
panggil gue Mr. keroppi. Atau mass keroppi ajah?” dengan nada menggoda, Opi
tertawa terbahak-bahak.
“ Gak lucu. . maksud
lo?”
“ Gue bingung, gimana
jadinya yah kalo gue hidup bertahun-tahun sama lo.”
“ Gue makin gak
ngerti.”
“ Ya, gimana jadinya
kalo gue hidup bertahun-tahun sama lo, sedangkan baru seharian sama lo ajah,
gue udah jatuh cinta sama lo. Menurut gue adanya keroppi itu karena kita,
karena ditakdirin ada kita.”
“Eee… ehmm.. apaan sih lo, pede banget.”
“So.. lo mau gak jadi
miss keroppi buat gue?”
“ Anytime.”terdiam
sejenak. “ gue juga sayang sama lo.”
Selesai